Nostalgia SMA


Membaca ini, seketika air mata mengalir.. Bukan, bukan karena harapanku untuk mengejar orang itu pupus setelah dia menikahi wanita yang sekarang menjadi istrinya..

Tapi aku menangisi diriku, yang dahulu begitu lugu dan semangat, yang dahulu tahu dirinya buruk sehingga harus terus belajar mengejar ketertinggalan, yang dahulu banyak menggantungkan mimpi2 besarnya, hingga akhirnya jatuh cinta pada pikiran indah guru matematikanya sendiri, hingga ingin terus membersamainya, meski umurnya begitu jauh... Memoar itu juga kembali mengingatkanku pada novel 'daun yang berguguran' karya Tere Liye. Bedanya, aku tak sekonsisten dan segigih si tokoh utama dalam hal mengejar ketertinggalannya.
.
.
.
.
.
.
Tiba-tiba ingin bertemu, ingin sekedar menyapa, berbasa-basi saja, sekarang sibuk apa, sudah punya anak berapa, tinggal dimana... Baru dipikirkan saja rasanya sudah bahaya... Ha ha...

Hanya bisa berdo'a, semoga dia bahagia, Allah anugerahkan keturunan yang shaleh/ah, dan Allah jaga mereka hingga ke syurga.

Dan berdo'a, semoga semangatku yang dulu kembali.. Mengejar mimpi2 dunia dan akhirat dengan seimbang.. Aaamiin

Komentar

Postingan Populer