Kembali Pada Pilihan Allah

Suamiku.. aku memilihmu karena kau pilihan Allah
aku memperjuangkanmu, karena Allah ingin perjuangan itu
aku menolak yang lain, karena permohonanmu kala itu sudah kuterima jauh sebelum kau dan yang lain datang.

Suamiku.. seandainya kau tahu, kondisiku saat itu sedang sangat terpuruk.
Tapi Allah tahu aku kuat, meski sangat lemah disaat yang bersamaan.
Allah tahu aku makhluk mulia, tapi dosakupun tak terkira.
Allah tahu keharuman hatiku, Allah juga tahu kebusukan hatiku.
Hanya karena rahmat-Nya yang begitu besar, keterpurukanku seolah sirna dalam sekejap.
Akupun pada akhirnya mampu memahami kekuatan, kemuliaan, dan kelemahlembutan secara sempurna. Dan kau tahu.. semua itu kupahami melalui sosok dirimu kala itu, iya.. dirimu..

Tapi tentu segalanya masih permulaan. Masih banyak waktu bagi Allah untuk menguji hamba-Nya.
Kini, setelah lewat dari episode indah pasca keterpurukan, Allah memintaku untuk tetap berada dalam batasan. Kaidahnya, bila seorang sosok sudah memenuhi hati, Allah pasti cemburu. dan jika Allah sudah cemburu, tak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya.

Sehingga kini PR-ku, adalah bagaimana mengembalikan ridho Allah padaku, bagaiman caraku kembali pada kekuatan, kemuliaan, dan kelemahlembutan diri, tanpa sosok dirimu yang melekat padanya. Sehingga amalku, akan menjadi sangat murni untuk-Nya.

Komentar

Postingan Populer